Ragam Karya Seni Rupa Mancanegara
I. PERKEMBANGAN SENI
Perkembangan kesenian di seluruh dunia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan masyarakatnya, tidak terkecuali dengan bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tema-tema yang menjiwai hasil karya seni maupun gaya penyajiannya, selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat dan kondisi lingkungannya.
Bentuk karya seni rupa, aliran-aliran seni rupa dan gaya penciptaan seniman terus berkembang. Munculnya aliran romantisme (menonjolkan khayalan yang indah-indah saja) disebabkan karena kekecewaan masyarakat terhadap Napoleon. Penemuan listrik dan teknologi mesin memunculkan banyak bentuk karya seni seperti aliran abstak, seni cetak sablon, desain komputer grafis dan sebagainya. Jika ditinjau dari perkembangannya sejarah bentuk seni sekarang ini dapat dikelompokkan menjadi :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan
- Ditemukan atom dan nuklir
- Orang mulai berpikir tentang konsep abstrak
- Seniman berlomba-lomba menemukan sesuatu yang baru
b. Perkembangan kebebasan pribadi
- Tercetusnya asas-asas demokrasi menambah kebebasan berekspresi seniman
- Seniman mulai berani melakukan eksperimen terhadap bahan, media dan teknik
c. Perkembangan industri dan teknologi
- Ditemukan mesin yang dapat menggandakan karya
- Seniman dengan kreatifitas tinggi mendapat kedudukan tinggi di perusahaan untuk membuat desain
- Kreatifitas seniman secara perseorangan menjadi ciri utama masa ini
- Mengapresiasi karya mulai menggunakan media foto, televisi.
- Pameran dan galeri seni mulai banyak bermunculan
d. Perkembangan tingkat apresiasi
- Muncul kesepakatan tentang pengertian apresiasi
- Karya seni tradisional (primitif) mendapat tempat yang baik karena dianggap sebagai karya seni dengan ekspresi yang murni
- Muncul aliran seni rupa yang terinspirasi dari bentuk karya seni primitif seperti aliran kubisme
e. Reaksi masyarakat terhadap keadaan sekitarnya
- Seniman mulai tidak merasa puas dengan ciptaannya dan terus mencari yang baru.
- Karya yang diciptakan mulai meninggalkan aturan-aturan yang berlaku.
- Kritikus seni mulai muncul dengan sikap pro dan kontra terhadap penyimpangan seniman dalam berkarya.
- Seniman yang tahan terhadap kritikan menjadi lebih terkenal.
II. SENI RUPA INDONESIA
Seni rupa Indonesia sudah ada sejak jaman nenek moyang. Tema, bentuk, media dan teknik yang digunakan terus berkembang. Perkembangan seni rupa di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
a. Masa Prasejarah dan Tradisional
Tema-tema yang diambil biasanya hewan-hewan buruan, cerita pemburuan dan sebagainya dengan warna-warna sederhana yang diperoleh dari darah, bubuk tulang atau lumpur tanah. Karya yang dibuat masih “anonim” yaitu tidak mewakili perseorangan.
Dengan masuknya Hindu-Budha, pola yang dibuat berkembang menjadi cerita-cerita keagamaan. Kalian dapat melihat relief yang terdapat di sekeliling candi Borobudur. Sedangkan pengaruh masuknya agama Islam adalah dikenalkannya bentuk wayang kulit sebagai bagian kebudayaan Indonesia.
b. Perintisan Modern Pertama
Masa ini dimulai sejak tahun 1800 an ketika seniman tradisi Indonesia mulai meninggalkan bentuk-bentuk lama. Mereka mulai kreatif mencipta karya seni yang lepas dari kepercayaan.
Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880) dianggap seniman Indonesia pertama yang berkesempatan belajar teknik modern dalam berkarya seni khususnya seni lukis.
c. Perintisan Modern Kedua
Masa ini dikenal dengan masa Indonesia Molek (Mooi Indie) karena tema-tema yang dibuat menampilkan suasana Indonesia yang digambarkan sangat indah, elok, hijau subur, makmur. Bentuk-bentuk gunung, sawah, pohon kelapa dengan sungai yang jernih menjadi ciri khas masa ini.
d. Masa Pembaharuan Dasar (Kemerdekaan)
Muncul semangat Nasionalisme yang banyak berpengaruh pada tema dan gaya seniman waktu itu. Karya-karya seni yang muncul sering digunakan sebagai alat atau sarana untuk memompa semangat juang para gerilya.
e. Masa Pendudukan Jepang
Pemerintah Jepang menyediakan lembaga untuk menampung kegiatan para seni-man. Karena mereka ingin karya seniman Indonesia menjadi alat propaganda yang efektif dan membantu pemerintah dalam kekuasaannya. Kelompok kesenian yang terkenal masa ini adalah Keimin Bhunka Sidhoso yang diketuai oleh Agus Jaya.
III. SENI RUPA BARAT
Seni rupa Barat sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seni rupa di Indonesia, karena sejak lama seniman dari luar negeri datang ke Indonesia. Mereka datang berkarya lalu menetap, berkeluarga dengan gadis Indonesia. Sehingga perlu juga kita mmepelajari perkembangan seni rupa Barat yang diawali dengan :
a. Seni Rupa Klasik
Tema-tema yang diambil biasanya bentuk dewa-dewa Yunani yang dibuat patungnya dengan proporsi yang sempurna. Begitu juga dengan seni dua dimensinya, semua bentuk realis mirip dengan aslinya menjadi sesuatu yang wajib bagi seniman. Namun jaman ini mulai surut sejak Kristen masuk Eropa.
b. Seni Rupa Klasik Baru
Dikenal dengan jaman Renaisance dengan tema agama yang sangat menonjol dan bentuk-bentuknya yang sangat realis. Pada jaman ini pulalah tercipta lukisan yang sangat terkenal yaitu Monalisa karya pelukis Leonardo Da Vinci.
c. Seni Rupa Barok
Berlaku aturan yang pasti mengenai karya seni yang baik dan tidak baik. Jika sebuah karya menyimpang, maka dikatakan tidak artistik. Masa Barok ini dikenal juga dengan nama masa Klasik Akademik karena banyak bermunculkan tempat-tempat pendidikan para calon seniman. Tema yang banyak dipilih adalah tema keagamaan, kerajaan dan keluarganya.
IV. ALIRAN-ALIRAN SENI RUPA
Perkembangan serta gejolak yang terjadi di masyarakat secara sosial maupun politik mem-punyai pengaruh yang besar bagi seniman dalam berkarya. Karena me-reka berkarya dengan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Sehingga dari waktu ke waktu konsep dan bentuk karya seni rupa yang diciptakan selalu be-rubah dan berkembang. Berikut ini bebe-rapa aliran seni rupa dengan para tokoh atau pe-nganut alirannya :
a. Romantisme
Aliran yang memunculkan kisah-kisah dramatis kepahlawanan. Tokohnya antaralain Delacroix (Perancis) dan Raden Saleh (Indonesia).
b. Realisme
Aliran yang menampilkan karya dengan tema apa adanya sesuai dengan kenyataan dan bertolak dari perilaku manusia. Merupakan bentuk ketidaksetujuan dengan aliran Romantisme. Tokohnya antaralain Gustave Coubert, Dullah dan Hendra (Indonesia).
c. Naturalisme
Hampir sama dengan aliran Realisme yang menggambarkan bentuk-bentuk alam nyata, bedanya aliran ini lebih menampilkan kenyataan yang indah-indah saja. Tokohnya Wahdi Sumanta, Basuki Abdullah dari Indonesia.
d. Impresionisme
Dikenal dengan paham lukisan cepat. Karena aliran ini menangkap keindahan yang ada pada saat tertentu yang harus segera dipindahkan menjadi karya seni. Setiap waktu berubah, maka keadaan ikut berubah dan keindahan yang tertangkap oleh penglihatan ikut berubah juga. Sehingga paham ini tidak mementingkan detil melainkan kesan sesaat. Tokohnya Monet dan Pissaro.
e. Pointilisme
Mengikuti aliran yang sudah ada yaitu impresionisme, tetapi dengan teknik yang berbeda yaitu dengan menggunakan titik-titik untuk menampilkan kesan yang dilihat mata. Tokoh dalam aliran ini G. Seurat.
f. Ekspresionisme
Ungkapan kebebasan dan keberanian berekspresi terhadap bentuk, warna sangat kuat dalam aliran ini. Tokohnya Affandi (Indonesia), Vincent Van Gogh.
g. Kubisme
Benda-benda yang menjadi obyek karyanya dibuat menjadi bentuk sederhana mirip bentuk-bentuk kubus. Dibedakan menjadi kubisme analisis (obyek dipecah-pecah menjadi bentuk geometris) dan kubisme sintetik (bentuk geometris disusun menjadi obyek). Tokohnyanya Pablo Picasso.
h. Surealisme
Paham adanya sesuatu yang nyata dan tidak nyata melatarbelakangi aliran ini yang menyukai gambaran alam mimpi yang imajinatif dan kadang menakjubkan. Tokohnya Salvador Dali.
Seni Reklame
RINGKASAN MATERI
I. PENGERTIAN
Para penjual makanan yang berkeliling di sekitar rumah kalian selalu mempunyai cara yang unik untuk menawarkan dagangannya. Ada yang menggunakan kentongan, ada yang membunyikan mangkok atau dengan bunyi-bunyian lain memakai musik dari kaset. Kegiatan ini merupakan cara menawarkan barang supaya orang mengenal dan tertarik untuk kemudian membelinya. Proses menawarkan barang atau jasa inilah yang dikenal dengan istilah reklame.
Berasal dari bahasa Spanyol, kata RE (kembali / berulang) dan CLAMOS (berseru). Reklame berarti seruan yang berulang atau kembali diserukan. Pengertian yang lebih luas dari reklame adalah suatu karya seni rupa yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajak, menganjurkan atau menawarkan produk (sesuatu berupa barang atau jasa) kepada konsumen dengan cara yang menarik sehingga konsumen ingin memiliki, menggunakan atau membelinya.
Reklame berdasarkan cara penyampaiannya dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Cara tradisional
Reklame dalam bentuk yang sederhana baik peralatan maupun teknik penyampaiannya. Beberapa bentuk reklame jenis ini misalnya :
- Penjual bakso keliling yang membunyikan mangkoknya dengan sendok.
- Penjual sate menggunakan lonceng kecil sehingga orang mengetahui jika ada penjual sate yang datang.
- Penjual Ice Cream dengan musik yang menarik.
- Penjual obat tradisional menggunakan pengeras suara dan atraksi untuk menarik perhatian pengunjung di pasar dan lain sebagainya.
b. Cara Modern
Reklame dalam bentuk yang lebih modern baik media maupun teknik penyampaiannya. Beberapa bentuk reklame jenis ini misalnya :
- Iklan
- Spanduk
- Baliho
- Selebaran
- Brosur
- Etiket dan sebagainya
II. MEDIA REKLAME
Berdasarkan media penyampaiannya Reklame dibedakan menjadi :
a. Reklame Audio
Media yang digunakan adalah suara atau kode bunyi-bunyian tertentu, baik dengan alat tertentu atau dengan vokal manusia. Contohnya pada bentuk reklame secara tradisional. Tetapi reklame Audio secara modern sekarang sudah banyak yang menggunakan seperti reklame melalui siaran radio. Melalui siaran radio, pesan atau penawaran dilakukan dengan cara diucapkan atau dibacakan dengan dialog.
b. Reklame Visual
Media yang digunakan adalah obyek yang dapat dilihat mata dan gambar, baik gambar diam maupun gambar yang bergerak (film). Yang termasuk jenis reklame visual antaralain :
- Poster
Merupakan bentuk reklame berupa gambar dan tulisan pada selembar kertas dan ditempel ditempat-tempat umum
- Iklan
Jenis reklame yang bentuknya singkat dan dimuat di media cetak seperti koran, tabloid atau majalah.
- Plakat
Bentuknya secara visual hampir sama dengan poster, hanya ukurannya saja yang lebih kecil dan biasanya ditempel di tembok atau di pohon-pohon di tepi jalan. Penyajiannya lebih sederhana dibandingkan dengan poster.
- Spanduk
Berbentuk selembar kain yang direntangkan melintang di atas jalan raya atau di tepi jalan. Tulisan pada spanduk lebih sederhana dan mudah dibaca serta dipahami para pemakai jalan atau pengendara kendaraan dapat membacanya tanpa harus berhenti.
- Selebaran
Bentuknya kecil seperti plakat tetapi sudah dilengkapi dengan gambar. Ciri khas bentuk reklame ini adalah cara menyampaikannya yaitu dengan cara diberikan secara langsung dari tangan ke tangan kepada calon konsumen. Adapula yang dilakukan dengan cara disebar begitu saja dari mobil sambil berjalan atau dari atas pesawat yang sedang terbang.
- Baliho
Bersifat sementara dan ukurannya besar dan diletakkan di tepi jalan-jalan yang strategis. Dibuat secara semi permanen dengan bambu, kayu, atau pipa besi sebagai penyangganya. Namun sekarang sudah dijumpai bentuk baliho yang menggunakan media kain atau kertas yang berukuran sangat besar dan ditempelkan pada tempat khusus.
- Billboard
Hampir sama dengan baliho karena berukuran besar, tetapi jenis reklame ini sifatnya lebih permanen karena dipasang dalam waktu yang cukup lama dan ditempatkan diatap atau diatas pertokoan
- Buklet
Berbentuk seperti buku karena tulisan dan gambarnya terdiri dari beberapa halaman yang dijilid atau dilipat-lipat. Informasi yang ingin disampaikan lebih lengkap.
- Embalase
Bentuk reklame yang dibuat langsung pada permukaan kemasan barang atau produk.
- Mobile
Reklame berbentuk media tiga dimensi yang dapat bergerak. Baik bergerak sendiri karena tertiup angin (digantung) atau dengan mesin motor penggerak bertenaga batery/ listrik. Ada juga jenis reklame ini yang menggunakan media balon gas.
- Etalase
Reklame tiga dimensi yang terdapat pada ruang kaca di depan-depan toko. Memamerkan barang yang dijual dengan penataan yang menarik. Biasanya menggunakan patung-patung manusia (manequin) untuk memamerkan pakaian yang dijual.
c. Reklame Audio-Visual
Menggunakan media gabungan dari audio dan visual. Contohnya pada bentuk reklame yang ditayangkan di televisi, slide atau video klip. Penyampaian reklame dengan media ini dianggap paling berhasil karena menarik dan lebih mudah dipahami orang.
III. TUJUAN PEMBUATAN REKLAME
Berdasarkan tujuan pembuatannya, reklame dibedakan menjadi reklame komersial dan reklame non komersial.
a. Reklame Komersial (Ekonomis)
Reklame yang dibuat untuk menawarkan barang dan jasa. Dengan reklame diharapkan pembeli lebih tertarik untuk menggunakan produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak. Jenis reklame ini banyak digunakan para pedagang atau pengusaha dalam meningkatkan keuntungan.
b. Reklame Non- Komersial (Sosial)
Reklame yang dibuat untuk mengajak atau menghimbau orang lain untuk mau melakukan sesuatu. Keuntungan yang diperoleh biasanya bukan dalam bentuk materi secara langsung. Misalnya poster PIN (Pekan Immunisasi Nasional), poster anjuran untuk hidup bersih, poster peringatan bahaya Demam Berdarah dan sebagainya.
IV. UNSUR-UNSUR DALAM REKLAME VISUAL
Bentuk reklame yang baik, mudah dipahami dan menarik harus memperhatikan beberapa unsur pendukungnya. Beberapa unsur pendukung tersebut adalah ;
a. Teks atau slogan yang jelas dan mudah dimengerti
Terdiri dari teks utama (headline) dan teks penjelasan yang mendukung headline
b. Bahasa yang baik dan menarik dengan bentuk huruf yang sesuai
Pemilihan bahasa dan kalimat harus disesuaikan dengan sasaran konsumen / pembaca yang akan menggunakan produk, begitu juga dengan bentuk dan warna hurufnya. Bahasa yang digunakan pada reklame pupuk untuk petani tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan pada reklame komputer untuk pengusaha, berbeda juga dengan reklame mainan untuk anak-anak.
c. Gambar illustrasi menarik dan mudah diingat.
Ilustrasi gambarnya tidak boleh bohong artinya bentuk gambar harus sesuai dengan produk aslinya. Obyek yang digunakan juga menyesuaikan dengan tema dan tujuan reklamenya. Misalnya gambar-gambar kartun yang lucu banyak digunakan pada reklame produk anak-anak.
d. Lay Out yang baik (tata letak antara gambar dengan tulisan)
Harus cerdik dalam menempatkan posisi teks dan gambarnya. Dalam hal ini pengaturan komposisi mempunyai peran penting sehingga secara keseluruhan reklame menjadi enak dilihat dan pesan yang disampaikan cepat dipahami.
e. Warna yang menarik dan tepat sesuai dengan isi reklame
Dalam hal ini harus dipahami sifat-sifat warna, karena jenis warna sangat mempengaruhi psikologis orang yang melihatnya. Terlalu banyak warna merah cenderung membuat orang yang melihatnya merasa panas sehingga kurang sesuai jika digunakan pada reklame minuman segar. Contoh lain, anak-anak menyukai warna-warna yang terang dan cerah, sehingga untuk reklame produk anak-anak, jenis warna seperti merah, kuning, biru, banyak digunakan.
V. MENGENAL BENTUK HURUF
Tulisan dalam bentuk kalimat yang terdapat di dalam reklame sangat menentukan keberhasilan reklame. Huruf sering diartikan sebagai simbol bunyi dan dapat mencerminkan karakter atau pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu tema yang disampaikan, produk yang ditawarkan atau jenis konsumen yang melihatnya ikut menentukan bagaimana bentuk huruf yang tepat.
Beberapa contoh huruf dengan berbagai bentuk yang memberikan kesan atau perasaan baru bagi orang yang membacanya sesuai pesan yang ingin disampaikan.
Jika kalian perhatikan baik-baik, beberapa jenis huruf ada yang memberikan kesan lucu, ceria, memberi kesan elegan / indah tetapi ada juga bentuk huruf yang memberi kesan menakutkan. Kalian juga dapat berkreasi sendiri dengan bentuk-bentuk huruf ciptaan sendiri, dengan catatan bentuknya tidak meninggalkan pola aslinya. Untuk itu ada baiknya kalian mempelajari sejarah dan pola dasar bentuk huruf.
a. Sejarah Perkembangan Huruf
1) Huruf pertama disebut Picthograph, diyakini mulai dikenal manusia sekitar tahun 2000 SM. Bentuknya masih berupa simbol-simbol gambar yang mewakili maksud tertentu.
2) Mulai tahun 1000 M, bentuk dan jenis huruf yang digunakan mulai berkembang pada masing-masing negara. Di daerah Babilonia muncul jenis huruf Yunani Latin dan huruf Arab. Di daerah Mesir dikenal dengan jenis huruf Paku (Hyrogliph, dipahat pada lempengan tanah menggunakan paku). Huruf Kanji dikenal di daratan Cina.
3) Tahun 114 Masehi dikenal 23 jenis abjad oleh bangsa Romawi, yang menjadi asal mula huruf yang kalian kenal sekarang ini.
4) Huruf cetak mulai dikenal pada tahun 1455 Masehi.
5) Tahun 1540 Masehi muncul bentuk huruf berkait sebagai perkembangan dari huruf Romawi. ( kait = serif ) dikenal dengan nama Garamond.
6) Abad 19 menjadi awal kemunculan jenis huruf Egypt (Beton) dan huruf tanpa kait Sans serif. Dari sini kemudian banyak bermunculan jenis-jenis huruf yang jumlahnya sangat banyak dan bervariasi.
Seni Rupa Murni (Seni Lukis)
I. PENGERTIAN
Banyak orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang dua dimensi. Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan melukis. Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis. Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.
Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ? Apa bedanya dengan menggambar ?
Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya. Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
Fungsi Primer = berkarya seni untuk cetusan perasan dan ekspresi pribadi seniman. Seni untuk seni.
Fungsi Sekunder = berkarya seni disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain. Seni sebagai sarana komunikasi.
Fungsi Fisik = berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi adalah ungkapan perasaan. Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya. Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis. Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu, tarian atau puisi).
Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip seni rupa yang berlaku. Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
II. KOMPONEN SENI LUKIS
Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi. Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya. Dibedakan menjadi :
- Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
- Lukisan bentuk non figuratif (abstrak), jika subyeknya sudak tidak terikat dengan bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi. Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis. Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.
III. MEDIA SENI LUKIS
a. Bahan
Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan. Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa. Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda. Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.
Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam. Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
o Sifat Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata. Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
o Sifat Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang berbeda satu dengan lainnya. Lukisan dengan media cat air memiliki keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat minyak. Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain. Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan cat air. Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal. Kualitas karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat penciptanya.
b. Alat
Alat yang digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.
Terimakasih:))
BalasHapustambah gan :)
BalasHapustambah gan :)
BalasHapus