Minggu, 20 November 2011

seni rupa klas 9 semester 1

Ragam Karya Seni Rupa Mancanegara

I. PERKEMBANGAN SENI

Perkembangan kesenian di seluruh dunia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan masyarakatnya, tidak terkecuali dengan bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.  Tema-tema yang menjiwai hasil karya seni maupun gaya penyajiannya, selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat dan kondisi lingkungannya.

Bentuk karya seni rupa, aliran-aliran seni rupa dan gaya penciptaan seniman terus berkembang.  Munculnya aliran romantisme (menonjolkan khayalan yang indah-indah saja) disebabkan karena kekecewaan masyarakat terhadap Napoleon.  Penemuan listrik dan teknologi mesin memunculkan banyak bentuk karya seni seperti aliran abstak, seni cetak sablon, desain komputer grafis dan sebagainya.  Jika ditinjau dari perkembangannya sejarah bentuk seni sekarang ini dapat dikelompokkan menjadi :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan

-          Ditemukan atom dan nuklir

-          Orang mulai berpikir tentang konsep abstrak

-          Seniman berlomba-lomba menemukan sesuatu yang baru

b. Perkembangan kebebasan pribadi

-          Tercetusnya asas-asas demokrasi menambah kebebasan berekspresi seniman

-          Seniman mulai berani melakukan eksperimen terhadap bahan, media dan teknik

c. Perkembangan industri dan teknologi

-          Ditemukan mesin yang dapat menggandakan karya

-          Seniman dengan kreatifitas tinggi mendapat kedudukan tinggi di perusahaan untuk membuat desain

-          Kreatifitas seniman secara perseorangan menjadi ciri utama masa ini

-          Mengapresiasi karya mulai menggunakan media foto, televisi.

-          Pameran dan galeri seni mulai banyak bermunculan

d. Perkembangan tingkat apresiasi

-          Muncul kesepakatan tentang pengertian apresiasi

-          Karya seni tradisional (primitif) mendapat tempat yang baik karena dianggap sebagai karya seni dengan ekspresi yang murni

-          Muncul aliran seni rupa yang terinspirasi dari bentuk karya seni primitif seperti aliran kubisme

e. Reaksi masyarakat terhadap keadaan sekitarnya

-          Seniman mulai tidak merasa puas dengan ciptaannya dan terus mencari yang baru.

-          Karya yang diciptakan mulai meninggalkan aturan-aturan yang berlaku.

-          Kritikus seni mulai muncul dengan sikap pro dan kontra terhadap penyimpangan seniman dalam berkarya.

-          Seniman yang tahan terhadap kritikan menjadi lebih terkenal.


II. SENI RUPA INDONESIA

Seni rupa Indonesia sudah ada sejak jaman nenek moyang.  Tema, bentuk, media dan teknik yang digunakan terus berkembang.   Perkembangan seni rupa di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :

a. Masa Prasejarah dan Tradisional

Tema-tema yang diambil biasanya hewan-hewan buruan, cerita pemburuan dan sebagainya dengan warna-warna sederhana yang diperoleh dari darah, bubuk tulang atau lumpur tanah.  Karya yang dibuat masih “anonim” yaitu tidak mewakili perseorangan.

Dengan masuknya Hindu-Budha, pola yang dibuat berkembang menjadi cerita-cerita keagamaan.  Kalian dapat melihat relief yang terdapat di sekeliling candi Borobudur.  Sedangkan pengaruh masuknya agama Islam adalah dikenalkannya bentuk wayang kulit sebagai bagian kebudayaan Indonesia.

b. Perintisan Modern Pertama

Masa ini dimulai sejak tahun 1800 an ketika seniman tradisi Indonesia mulai meninggalkan bentuk-bentuk lama.  Mereka mulai kreatif mencipta karya seni yang lepas dari kepercayaan.

Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880) dianggap seniman Indonesia pertama yang berkesempatan belajar teknik modern dalam berkarya seni khususnya seni lukis.

c. Perintisan Modern Kedua

Masa ini dikenal dengan masa Indonesia Molek (Mooi Indie) karena tema-tema yang dibuat menampilkan suasana Indonesia yang digambarkan sangat indah, elok, hijau subur, makmur.  Bentuk-bentuk gunung, sawah, pohon kelapa dengan sungai yang jernih menjadi ciri khas masa ini.

d. Masa Pembaharuan Dasar (Kemerdekaan)

Muncul semangat Nasionalisme yang banyak berpengaruh pada tema dan gaya seniman waktu itu.  Karya-karya seni yang muncul sering digunakan sebagai alat atau sarana untuk memompa semangat juang para gerilya.

e. Masa Pendudukan Jepang

Pemerintah Jepang menyediakan lembaga untuk menampung kegiatan para seni-man.  Karena mereka ingin karya seniman Indonesia menjadi alat propaganda yang efektif dan membantu pemerintah dalam kekuasaannya.  Kelompok kesenian yang terkenal masa ini adalah Keimin Bhunka Sidhoso yang diketuai oleh Agus Jaya.

III. SENI RUPA BARAT

Seni rupa Barat sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seni rupa di Indonesia, karena sejak lama seniman dari luar negeri datang ke Indonesia.  Mereka datang berkarya lalu menetap, berkeluarga dengan gadis Indonesia. Sehingga perlu juga kita mmepelajari perkembangan seni rupa Barat yang diawali dengan :

a. Seni Rupa Klasik

Tema-tema yang diambil biasanya bentuk dewa-dewa Yunani yang dibuat patungnya dengan proporsi yang sempurna.  Begitu juga dengan seni dua dimensinya, semua bentuk realis mirip dengan aslinya menjadi sesuatu yang wajib bagi seniman.  Namun jaman ini mulai surut sejak Kristen masuk Eropa.

b. Seni Rupa Klasik Baru

Dikenal dengan jaman Renaisance dengan tema agama yang sangat menonjol dan bentuk-bentuknya yang sangat realis. Pada jaman ini pulalah tercipta lukisan yang sangat terkenal yaitu Monalisa karya pelukis Leonardo Da Vinci.

c. Seni Rupa Barok

Berlaku aturan yang pasti mengenai karya seni yang baik dan tidak baik.  Jika sebuah karya menyimpang, maka dikatakan tidak artistik.  Masa Barok ini dikenal juga dengan nama masa Klasik Akademik karena banyak bermunculkan tempat-tempat pendidikan para calon seniman.  Tema yang banyak dipilih adalah tema keagamaan, kerajaan dan keluarganya.

IV.  ALIRAN-ALIRAN SENI RUPA

Perkembangan serta gejolak yang terjadi di masyarakat secara sosial maupun politik mem-punyai pengaruh yang besar bagi seniman dalam berkarya.  Karena me-reka  berkarya dengan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.  Sehingga dari waktu ke waktu konsep dan bentuk karya seni rupa yang diciptakan selalu be-rubah dan berkembang.  Berikut ini bebe-rapa aliran seni rupa dengan para tokoh atau pe-nganut alirannya :

a. Romantisme

Aliran yang memunculkan kisah-kisah dramatis kepahlawanan. Tokohnya antaralain Delacroix (Perancis) dan Raden Saleh (Indonesia).

b. Realisme

Aliran yang menampilkan karya dengan tema apa adanya sesuai dengan kenyataan dan bertolak dari perilaku manusia.  Merupakan bentuk ketidaksetujuan dengan aliran Romantisme. Tokohnya antaralain Gustave Coubert, Dullah dan Hendra (Indonesia).

c. Naturalisme

Hampir sama dengan aliran Realisme yang menggambarkan bentuk-bentuk alam nyata, bedanya aliran ini lebih menampilkan kenyataan yang indah-indah saja. Tokohnya Wahdi Sumanta, Basuki Abdullah dari Indonesia.

d. Impresionisme

Dikenal dengan paham lukisan cepat.  Karena aliran ini menangkap keindahan yang ada pada saat tertentu yang harus segera dipindahkan menjadi karya seni.  Setiap waktu berubah, maka keadaan ikut berubah dan keindahan yang tertangkap oleh penglihatan ikut berubah juga.  Sehingga paham ini tidak mementingkan detil melainkan kesan sesaat.  Tokohnya Monet dan Pissaro.

e. Pointilisme

Mengikuti aliran yang sudah ada yaitu impresionisme, tetapi dengan teknik yang berbeda yaitu dengan menggunakan titik-titik untuk menampilkan kesan yang dilihat mata.   Tokoh dalam aliran ini G. Seurat.

f. Ekspresionisme

Ungkapan kebebasan dan keberanian berekspresi terhadap bentuk, warna sangat kuat dalam aliran ini.  Tokohnya Affandi (Indonesia), Vincent Van Gogh.


g. Kubisme

Benda-benda yang menjadi obyek karyanya dibuat menjadi bentuk sederhana mirip bentuk-bentuk kubus.  Dibedakan menjadi kubisme analisis (obyek dipecah-pecah menjadi bentuk geometris) dan kubisme sintetik (bentuk geometris disusun menjadi obyek).  Tokohnyanya Pablo Picasso.

h. Surealisme
Paham adanya sesuatu yang nyata dan tidak nyata melatarbelakangi aliran ini yang menyukai gambaran alam mimpi yang imajinatif dan kadang menakjubkan.  Tokohnya Salvador Dali.
Seni Reklame

RINGKASAN MATERI

I. PENGERTIAN

Para penjual makanan yang berkeliling di sekitar rumah kalian selalu mempunyai cara yang unik untuk menawarkan dagangannya.  Ada yang menggunakan kentongan, ada yang membunyikan mangkok atau dengan bunyi-bunyian lain memakai musik dari kaset.  Kegiatan ini merupakan cara menawarkan barang supaya orang mengenal dan tertarik untuk kemudian membelinya.  Proses menawarkan barang atau jasa inilah yang dikenal dengan istilah reklame.

Berasal dari bahasa Spanyol, kata RE (kembali / berulang) dan CLAMOS (berseru).   Reklame berarti seruan yang berulang atau kembali diserukan.  Pengertian yang lebih luas dari reklame adalah suatu karya seni rupa  yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajak, menganjurkan atau menawarkan produk (sesuatu berupa barang atau jasa) kepada konsumen dengan cara yang menarik sehingga konsumen ingin memiliki, menggunakan atau membelinya.

Reklame berdasarkan cara penyampaiannya dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Cara tradisional

Reklame dalam bentuk yang sederhana baik peralatan maupun teknik penyampaiannya.  Beberapa bentuk reklame jenis ini misalnya :

-          Penjual bakso keliling yang membunyikan mangkoknya dengan sendok.

-          Penjual sate menggunakan lonceng kecil sehingga orang mengetahui jika ada penjual sate yang datang.

-          Penjual Ice Cream dengan musik yang menarik.

-          Penjual obat tradisional menggunakan pengeras suara dan atraksi untuk menarik perhatian pengunjung di pasar dan lain sebagainya.

b. Cara Modern

Reklame dalam bentuk yang lebih modern baik media maupun teknik penyampaiannya.  Beberapa bentuk reklame jenis ini misalnya :

-          Iklan

-          Spanduk

-          Baliho

-          Selebaran

-          Brosur

-          Etiket dan sebagainya

II. MEDIA REKLAME

Berdasarkan media penyampaiannya Reklame dibedakan menjadi :

a. Reklame Audio

Media yang digunakan adalah suara atau kode bunyi-bunyian tertentu, baik dengan alat tertentu atau dengan vokal manusia.  Contohnya pada bentuk reklame secara tradisional.  Tetapi reklame Audio secara modern sekarang sudah banyak yang menggunakan seperti reklame melalui siaran radio.  Melalui siaran radio, pesan atau penawaran dilakukan dengan cara diucapkan atau dibacakan dengan dialog.

b. Reklame Visual

Media yang digunakan adalah obyek yang dapat dilihat mata dan gambar, baik gambar diam maupun gambar yang bergerak (film).  Yang termasuk jenis reklame visual antaralain :

-          Poster

Merupakan bentuk reklame berupa gambar dan tulisan pada selembar kertas dan ditempel ditempat-tempat umum

-          Iklan

Jenis reklame yang bentuknya singkat dan dimuat di media cetak seperti koran, tabloid atau majalah.

-          Plakat

Bentuknya secara visual hampir sama dengan poster, hanya ukurannya saja yang lebih kecil dan biasanya ditempel di tembok atau di pohon-pohon di tepi jalan. Penyajiannya lebih sederhana dibandingkan dengan poster.

-          Spanduk

Berbentuk selembar kain yang direntangkan melintang di atas jalan raya atau di tepi jalan.  Tulisan pada spanduk lebih sederhana dan mudah dibaca serta dipahami para pemakai jalan atau pengendara kendaraan dapat membacanya tanpa harus  berhenti.

-          Selebaran

Bentuknya kecil seperti plakat tetapi sudah dilengkapi dengan gambar.  Ciri khas bentuk reklame ini adalah cara menyampaikannya yaitu dengan cara diberikan secara langsung dari tangan ke tangan kepada calon konsumen.  Adapula yang dilakukan dengan cara disebar begitu saja dari mobil sambil berjalan atau dari atas pesawat yang sedang terbang.

-          Baliho

Bersifat sementara dan ukurannya besar dan diletakkan di tepi jalan-jalan yang strategis.  Dibuat secara semi permanen dengan bambu, kayu, atau pipa besi sebagai penyangganya.  Namun sekarang sudah dijumpai bentuk baliho yang menggunakan media kain atau kertas yang berukuran sangat besar dan ditempelkan pada tempat khusus.

-          Billboard

Hampir sama dengan baliho karena  berukuran besar, tetapi jenis reklame ini sifatnya lebih permanen karena dipasang dalam waktu yang cukup lama dan ditempatkan diatap atau diatas pertokoan

-          Buklet

Berbentuk seperti buku karena tulisan dan gambarnya terdiri dari beberapa halaman yang dijilid atau dilipat-lipat.  Informasi yang ingin disampaikan lebih lengkap.

-          Embalase

Bentuk reklame yang dibuat langsung pada permukaan kemasan barang atau produk.

-          Mobile

Reklame berbentuk media tiga dimensi yang dapat bergerak.  Baik bergerak sendiri karena tertiup angin (digantung) atau dengan mesin motor penggerak bertenaga batery/ listrik.  Ada juga jenis reklame ini yang menggunakan media balon gas.

-          Etalase

Reklame tiga dimensi yang terdapat pada ruang kaca di depan-depan toko.  Memamerkan barang yang dijual dengan penataan  yang menarik.  Biasanya menggunakan patung-patung manusia (manequin) untuk memamerkan pakaian yang dijual.

c. Reklame Audio-Visual

Menggunakan media gabungan dari audio dan visual.  Contohnya pada bentuk reklame yang ditayangkan di televisi, slide atau video klip.   Penyampaian reklame dengan media ini dianggap paling berhasil karena menarik dan lebih mudah dipahami orang.

III. TUJUAN PEMBUATAN REKLAME

Berdasarkan tujuan pembuatannya, reklame dibedakan menjadi reklame komersial dan reklame non komersial.

a. Reklame Komersial (Ekonomis)

Reklame yang dibuat untuk menawarkan barang dan jasa.  Dengan reklame diharapkan pembeli lebih tertarik untuk menggunakan produk yang ditawarkan dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak.  Jenis reklame ini banyak digunakan para pedagang atau pengusaha dalam meningkatkan keuntungan.

b. Reklame Non- Komersial (Sosial)

Reklame yang dibuat untuk mengajak atau menghimbau orang lain untuk mau melakukan sesuatu.  Keuntungan yang diperoleh biasanya bukan dalam bentuk materi secara langsung.  Misalnya poster PIN (Pekan Immunisasi Nasional), poster anjuran untuk hidup bersih, poster peringatan bahaya Demam Berdarah dan sebagainya.

IV. UNSUR-UNSUR DALAM REKLAME VISUAL

Bentuk reklame yang baik, mudah dipahami dan menarik harus memperhatikan beberapa unsur pendukungnya.  Beberapa unsur pendukung tersebut adalah ;

a. Teks atau slogan yang jelas dan mudah dimengerti

Terdiri dari teks utama (headline) dan teks penjelasan yang mendukung headline

b. Bahasa yang baik dan menarik dengan bentuk huruf yang sesuai

Pemilihan bahasa dan kalimat harus disesuaikan dengan sasaran konsumen / pembaca yang akan menggunakan produk, begitu juga dengan bentuk dan warna hurufnya.  Bahasa yang digunakan pada reklame pupuk untuk petani tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan pada reklame komputer untuk pengusaha, berbeda juga dengan reklame mainan untuk anak-anak.

c. Gambar illustrasi menarik dan mudah diingat.

Ilustrasi gambarnya tidak boleh bohong artinya bentuk gambar harus sesuai dengan produk aslinya.  Obyek yang digunakan juga menyesuaikan dengan tema dan tujuan reklamenya.  Misalnya gambar-gambar kartun yang lucu banyak digunakan pada reklame produk anak-anak.

d. Lay Out yang baik (tata letak antara gambar dengan tulisan)

Harus cerdik dalam menempatkan posisi teks dan gambarnya.  Dalam hal ini pengaturan komposisi mempunyai peran penting sehingga secara keseluruhan reklame menjadi enak dilihat dan pesan yang disampaikan cepat dipahami.

e. Warna yang menarik dan tepat sesuai dengan isi reklame

Dalam hal ini harus dipahami sifat-sifat warna, karena jenis warna sangat mempengaruhi psikologis orang yang melihatnya. Terlalu banyak warna merah cenderung membuat orang yang melihatnya merasa panas sehingga kurang sesuai jika digunakan pada reklame minuman segar.  Contoh lain, anak-anak menyukai warna-warna yang terang dan cerah, sehingga untuk reklame produk anak-anak, jenis warna seperti merah, kuning, biru, banyak digunakan.

V. MENGENAL BENTUK HURUF

Tulisan dalam bentuk kalimat yang terdapat di dalam reklame sangat menentukan keberhasilan reklame.  Huruf sering diartikan sebagai simbol bunyi dan dapat mencerminkan karakter atau pesan yang ingin disampaikan.  Oleh karena itu tema yang disampaikan, produk yang ditawarkan atau jenis konsumen yang melihatnya ikut menentukan bagaimana bentuk huruf yang tepat.

Beberapa contoh huruf dengan berbagai bentuk yang memberikan kesan atau perasaan baru bagi orang yang membacanya sesuai pesan yang ingin disampaikan.

Jika kalian perhatikan baik-baik, beberapa jenis huruf ada yang memberikan kesan lucu, ceria, memberi kesan elegan / indah tetapi ada juga bentuk huruf yang memberi kesan menakutkan.  Kalian juga dapat berkreasi sendiri dengan bentuk-bentuk huruf ciptaan sendiri, dengan catatan bentuknya tidak meninggalkan pola aslinya.  Untuk itu ada baiknya kalian mempelajari sejarah dan pola dasar bentuk huruf.

a. Sejarah Perkembangan Huruf

1)      Huruf pertama disebut Picthograph, diyakini mulai dikenal manusia sekitar tahun 2000 SM.  Bentuknya masih berupa simbol-simbol gambar yang mewakili maksud tertentu.

2)      Mulai tahun 1000 M, bentuk dan jenis huruf yang digunakan mulai berkembang pada masing-masing negara.  Di daerah Babilonia muncul jenis huruf Yunani Latin dan huruf Arab.  Di daerah Mesir dikenal dengan jenis huruf Paku (Hyrogliph, dipahat pada lempengan tanah menggunakan paku). Huruf Kanji dikenal di daratan Cina.

3)      Tahun 114 Masehi dikenal 23 jenis abjad oleh bangsa Romawi, yang menjadi asal mula huruf yang kalian kenal sekarang ini.

4)      Huruf cetak mulai dikenal pada tahun 1455 Masehi.

5)      Tahun 1540 Masehi muncul bentuk huruf berkait sebagai perkembangan dari huruf Romawi. ( kait = serif ) dikenal dengan nama Garamond.

6)      Abad 19 menjadi awal kemunculan jenis huruf Egypt (Beton) dan huruf tanpa kait Sans serif.  Dari sini kemudian banyak bermunculan jenis-jenis huruf yang jumlahnya sangat banyak dan bervariasi.


















Seni Rupa Murni (Seni Lukis)
I. PENGERTIAN

Banyak orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang dua dimensi.  Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan melukis.  Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis.  Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.

Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ?  Apa bedanya dengan menggambar ?

Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.

Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya.  Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :

Fungsi Primer         = berkarya seni untuk cetusan perasan dan ekspresi pribadi seniman.  Seni untuk seni.

Fungsi Sekunder     = berkarya seni disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain.  Seni sebagai sarana komunikasi.

Fungsi Fisik            = berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.

Ekspresi adalah ungkapan perasaan.  Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya.  Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis.  Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu, tarian atau puisi).

Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip  seni rupa yang berlaku.  Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.

II. KOMPONEN SENI LUKIS

Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi.  Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.

a. Subyek

Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya.  Dibedakan menjadi :

-          Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.

-          Lukisan bentuk non figuratif (abstrak),  jika subyeknya sudak tidak terikat dengan bentuk yang ada di alam.

b. Bentuk

Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi.  Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).

c. Isi

Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis.  Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.

III. MEDIA SENI LUKIS

a. Bahan

Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan.  Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa.  Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda.  Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.

Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam.  Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.

Hal ini disebabkan karena setiap medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :

o   Sifat Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata.  Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.

o   Sifat Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang berbeda  satu dengan lainnya.  Lukisan dengan media cat air memiliki keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat minyak.  Begitu juga sebaliknya.

Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain.  Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan cat air.  Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal.  Kualitas karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat penciptanya.

b. Alat

Alat yang digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain  Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.








SENI RUPA KLAS 8 Semester 1

Ragam Karya Seni Rupa Nusantara

I. SENI RUPA NUSANTARA

Pengertian dari seni Nusantara adalah beragam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.  Ragam bentuk kesenian Nusantara tumbuh sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup disuatu wilayah sesuai dengan adat istiadat dan kondisi lingkungannya.  Dari sekian banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya adalah bentuk karya seni rupa.

Bentuk karya seni rupa setiap daerah tidak sama, semua mempunyai ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.  Hal ini dikarenakan karya seni rupa yang dihasilkan merupakan bentuk pengolahan gagasan, teknik, media maupun keahlian dari masyarakat yang mem-buatnya.

Meskipun bentuknya sangat beragam, kalian masih dapat menikmati keindahan dari beragam bentuk karya seni rupa daerah tersebut.  Mengapa ?  Karena seni mempunyai bebe-rapa sifat sebagai berikut :

a. Kreatif

Kemampuan untuk mengubah atau membuat sesuatu yang belum pernah ada.

b. Individu / kelompok

Ciri khas yang melekat pada sebuah karya yang membedakannya dengan hasil karya orang lain atau kelompok masyarakat lain.

c. Perasaan

Penciptaan seni selalu melibatkan emosi, ekspresi dan perasaan.

d. Abadi

Keindahan atau kesan yang disampaikan sipencipta karya akan diterima oleh orang yang melihat atau mendengarnya.  Hal ini akan bertahan dalam waktu yang lama tergantung pada keindahan yang dihasilkan.

e. Umum

Tidak mengenal batasan wilayah.  Seni dapat diterima secara umum oleh segala bangsa, bahasa berlaku sepanjang waktu.

Berdasarkan dimensinya

Karya seni rupa dibedakan menjadi dua yaitu karya 2 dimensi dan karya 3 dimensi.  Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar dan tinggi atau volume. Karya seni yang mempunyai tiga ukuran disebut karya 3 dimensional atau tri matra, sedangkan karya seni yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar disebut karya seni 2 dimensional.

Berdasarkan Kegunaannya

Karya seni yang dihasilkan manusia tidak semata-mata untuk keindahan saja, tetapi beberapa diantaranya dibuat untuk digunakan sebagai kebutuhan atau kelengkapan hidup.  Sehingga karya seni dibedakan menjadi dua yaitu karya seni rupa murni dan karya seni rupa terapan.

a.       Aplied art / Useful Art (Seni Terapan)

Yaitu karya seni yang dibuat selain untuk segi keindahan juga digunakan sebagai alat kebutuhan sehari-hari.  Dapat dikatakan, karya seni ini mempunyai fungsi ganda.  Contohnya : meja, kursi, sepatu, arsitektur bangunan, gerabah dan sebagainya.

b.      Pure Art / Fine Art  (Seni Murni)

Yaitu karya seni yang dibuat hanya untuk kebutuhan batin saja.  Pembuatannya hanya bertujuan untuk pemenuhan rasa keindahan dan kebutuhan ekspresi seniman saja.  Contohnya : lukisan dan patung karya para seniman.


II. MEDIA SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni sering disebut dengan media.  Dengan menggunakan sarana atau media yang tepat, kalian dapat menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan ekspresi dari dalam diri untuk membuat sebuah karya seni yang baik.   Untuk itu, sebelum belajar membuat karya yang baik harus memahami terlebih dulu mengenai bermacam media, sifat dan cara menggunakan serta teknik pembuatan karya.

Karya seni dapat tercipta melalui tiga jenis media yaitu media suara, gerak dan rupa atau gabungan ketiganya.  Namun pada materi ini, hanya dibahas mengenai media rupa saja.

a. Media karya 2 dimensi

Yaitu media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi.  Beberapa diantaranya adalah :

1. Pensil

Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya.  Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam.

Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar.

Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras.  Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi

2. Pensil Arang (Contee)

Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret.  Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus.

3. Pastel dan Crayon

Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kalian seringkali kali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama.  Pastel (Oil Pastel) terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna  dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat  yang baik pada kertas.  Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.

4. Pena

Alat gambar yang digunakan untuk media tinta.  Terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.

5. Tinta Bak

Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina.  Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air.  Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan).

6. Cat

Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :

a)      Cat air  (barbasis air)

Jenisnya ada 2 yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat.

b)      Cat Minyak (barbasis minyak)

Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas.  Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.

7. Kuas

Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat keatas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas.  Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air.  Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.

b. Media karya 3 dimensi

Media yang digunakan dalam berkarya seni 3 dimensi sangat beragam, diantaranya :

1.      Bahan Lunak

Contohnya  ; tanah liat, bubur kertas, bubur semen, lilin, bubur gips dan lain-lain

2.      Bahan Keras

Contohnya ; kayu, batu, marmer, logam dam sebagainya.

III. TEKNIK BERKARYA SENI RUPA

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, masing-masing daerah di Nusantara mempunyai bahan atau media yang berbeda sesuai dengan lingkungannya.  Hal ini juga berlaku pada  teknik pembuatan karya seni rupanya, meskipun secara umum semua teknik yang digunakan terdapat kemiripannya, seperti beberapa teknik berikut ini :

a.       Karya seni rupa 2 dimensi :

-          Untuk menggambar atau melukis digunakan teknik garis (linier), aquarel, pointilis, plakat, arsir atau dussel.

-          Untuk grafis digunakan teknik cetak saring (sablon)

-          Untuk seni batik menggunakan teknik tutup-celup

b.      Karya seni rupa 3 dimensi :

-          Untuk patung digunakan teknik pahat, butsir, cor, cetak-tuang, anyaman, las sambung dan sebagainya.













Seni Batik

I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA

Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain.  Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup.  Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.

Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkembang.  Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing).  Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :

a. Karya seni Batik Tulis

Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.

b. Karya seni Batik Cap (printing)



Menggunakan alat modern  dengan teknik yang lebih bebas dan  kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Fungsi Praktis

Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya.

b. Fungsi Estetis

Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan.

II. POLA BATIK

Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias.  Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu.  Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu.  Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.

Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain  sebuah hiasan

Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan.

Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang  indah

Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :

a.       Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)

b.      Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)

c.       Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)

(Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan bentuk motif, kalian dapat membuka kembali materi Ragam Hias kelas VII)

III. BAHAN DAN PERALATAN MEMBATIK

a. Bahan yang diperlukan :

Bahan utamanya adalah kain mori/ sutera, lilin (malam), soda api dan pewarna.

Jenis kain katun merupakan jenis kain yang disarankan dan sangat baik menyerap warnanya. Sedangkan kain sutera lebih halus dan harganya tentu saja lebih mahal.  Gunakan ukuran kain yang akan dibatik sesuai kebutuhan.

Lilin yang digunakan untuk membatik bermacam-macam, seperti :

-          Lilin putih

-          Lilin kuning

-          Lilin hitam

ketiganya dibuat dari minyak latung buatan pabrik

-          Lilin tawon yang dibuat dari sarang lebah

dan sebagainya

Pewarnya yang digunakan untuk membatik dapat menggunakan pewarna modern buatan pabrik seperti Napthol, Indigosol dan Remasol atau berasal dari alam seperti :

-          Warna hijau dari daun-daunan (daun kepyar)

-          Warna merah dari  daun jati muda

-          Warna kuning dari kunyit (kunir) yang dicampur dengan kapur sirih

b. Alat yang digunakan

Peralatan tradisional yang masih sering digunakan adalah canting, kuas, wajan, kompor, gawangan, dandang besar, sarung tangan dan setrika.

Canting merupakan alat pokok yang digunakan untuk menuliskan lilin cair di atas kain.  Alat ini terbuat dari tembaga dengan tangkai kayu.  Badan canting digunakan untuk mengambil dan menampung lilin cair dan carat (pipa kecil diujung badan canting) digunakan sebagai jalan keluarnya lilin cair.

Berdasarkan fungsinya dibedakan :

-          Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal)

-          Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah dibuat polanya)

Berdasarkan ukurannya dibedakan :

-          Canting kecil

-          Canting sedang

-          Canting besar

Berdasarkan jumlah caratnya dibedakan :

-          Canting cecekan (bercarat tunggal)

-          Canting loron (bercarat dua)

-          Canting telon (bercarat tiga)

Wajan digunakan sebagai wadah lilin yang dipanaskan diatas kompor

Kompor digunakan untuk memanaskan lilin

Gawangan terbuat dari kayu atau bambu digunakan untuk membentangkan kain sehingga mempermudah menuliskan lilin menggunakan canting

Sarung tangan digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses pewarnaan

Dandang besar digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik dalam proses pewarnaan dan pelarutan lilin

Sterika digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih menempel dengan cara menyetrika kain batik dengan kertas koran diatasnya sehingga lilin akan menempel ke kertas

IV. PROSES MEMBATIK

Langkah-langkah dalam proses membatik yaitu :

a.       Membuat desain pada kertas terlebih dulu atau langsung pada kain.

b.      Persiapan alat dan mencairkan lilin dalam wajan

c.       Lilin cair diambil menggunakan canting dan dioleskan ke atas kain sesuai dengan gambar yang sudah dibuat

d.      Setelah selesai kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

e.       Jika ingin menggunakan warna kedua, maka :

f.       Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna pertama

g.      Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna kedua dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

h.      Jika ingin menggunakan warna ketiga, maka :

i.        Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna kedua

j.        Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna ketiga dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

k.      Setelah selesai, masukkan kain ke dalam dandang berisi larutan soda api untuk melarutkan lilin yang menempel di kain.

l.        Bilas lalu dijemur (diangin-anginkan) di tempat teduh tidak langsung dibawah sinar matahari.



Menggambar Illustrasi

I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA

Kata Illustrasi yang bahasa Inggrisnya “Illustration” ternyata berasal dari bahasa Latin “Illustrare” yang berarti membuat terang (menjelaskan).  Selain fungsi dasarnya menjelaskan sesuatu (bacaan), gambar illustrasi juga berfungsi sebagai penghias yang memperindah tampilan.

Gambar illustrasi sering disamakan dengan gambar bercerita.  Pernyataan ini sering dikaitkan dengan bentuk lukisan tradisional khas Bali atau lukisan wayang beber yang bercorak dekoratif dengan unsur cerita didalam lukisannya. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama menggunakan unsur cerita.  Lukisan dan gambar illustrasi hanya dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan penempatannya.  Gambar illustrasi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai penjelas, penghias dan pelengkap suatu bacaan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat gambar illustrasi antara lain :

1.     Gambar sesuai dengan cerita atau tema pokok.

2.      Menonjolkan obyek utama.

3.      Memiliki ciri-ciri tersendiri (karakter).

4.      Menarik dan sederhana.

5.      Mudah dipahami (komunikatif).

6.      Adanya latar belakang / gambar pelengkap.

7.      Menggunakan media yang tepat.

Tujuan atau sifat pokok (Primer) pembuatan gambar illustrasi adalah komunikatif, artinya dengan gambar illustrasi yang menjelaskan teks bacaan, maka pembaca akan lebih memahami isinya.

Sifat ini berkaitan dengan penempatan gambar illustrasi pada buku-buku pelajaran, koran, komik dan sebagainya.  Sedangkan tujuan sekunder gambar illus-trasi adalah sebagai penghias tampilan seperti hiasan sampul, pengisi bidang-bidang yang masih kosong, penunjuk atau pengantar suatu artikel.

Namun demikian dalam perkembangannya, gambar illustrasi sekarang dapat berdiri sendiri menjadi sebuah karya seni rupa 2 dimensi terlepas dari fungsinya sebagai sarana menjelaskan sebuah cerita.  Orang-orang yang berprofesi sebagai pembuat gambar illustrasi disebut dengan Illustrator.

Beberapa tokoh illustrator Indonesia yang karyanya dimuat di media cetak antara  lain :

v  Majalah Horison                = Zaini, Sri Widodo, Hardi

v  Majalah Tempo                  = S. Prinka

v  Majalah Varia                    = Delsy Samsumar

v  Majalah Intisari                 = Henk Ngantung

v  Majalah Aktual                  = Dedi Suardi

v  Majalah Bobo                    = Cahyono, Adi Permadi

v  Majalah Kuncung              = Damarto, Mulyadi W.

v  Koran Kompas                  = G. M. Sidharta

v  Koran Suara Merdeka       = Prie G.S. Gunawan

II. UNSUR GAMBAR ILLUSTRASI

a. Gambar Manusia

Sebelum dapat menggambar obyek manusia, kalian harus memahami terlebih dahulu anatomi (bentuk tubuh) dan proporsi (perbandingan) manusia dengan baik. Anatomi adalah kedudukan struktur tulang dan otot yang menentukan besar kecil, cekung cembung tubuh manusia.  Proporsi adalah perbandingan bagian perbagian dengan keseluruhan.

Hal ini untuk mengetahui berapa perbandingan ukuran kepala dengan tubuh, berapa panjang lengan atas dibandingkan lengan bawah, berapa ukuran lebar bahu dibandingkan tinggi badang dan sebagainya.  Begitu juga pemahaman bagaimana bentuk jari, tangan, hidung, mata, kaki dan anggota tubuh yang lain.

Secara umum proporsi tubuh manusia adalah :

v  Tinggi manusia dewasa (Indonesia)          = 7 x tinggi kepalanya

v  Tinggi manusia dewasa (Barat)                 = 7 ½  x tinggi kepalanya

v  Tinggi manusia dewasa (Superhero)         = 8 x tinggi kepalanya

v  Tinggi anak-anak usia 10 tahun                 = 6 x tinggi kepalanya

v  Tinggi anak-anak usia 5 tahun                   = 5 x tinggi kepalanya

v  Tinggi balita usia 1 tahun              = 4 x tinggi kepalanya

v  Bahu pria lebih lebar daripada bahu perempuan

v  Panjang telapak tangan sama dengan lebar wajah

v  Panjang telapak kaki sama dengan tinggi wajah

v  Letak mata setengah tinggi wajah

v  Panjang mata seperlima lebar wajah

v  Letak cuping hidung ditengah-tengah antara letak mata dan dagu

v  Letak bibir ditengah-tengah antara cuping hidung dan dagu

v  Panjang telinga sebatas tinggi mata dengan cuping hidung

dan seterusnya kalian dapat lebih memahami dengan gambar berikut :

b. Gambar Binatang

Hampir sama dengan menggambar manusia, menggambar binatang juga harus menguasai dulu anatomi dan proporsinya.  Banyaknya jumlah dan jenis binatang yang ada, maka obyek ini dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :

1.      Binatang Darat

Yaitu kelompok binatang yang hidup di darat baik berkaki dua maupun berkaki empat seperti kuda, kerbau, ayam, itik dan sebagainya.

2.      Binatang Air

Yaitu kelompok binatang yang hidup di air seperti ikan, penyu, lumba-lumba, buaya dan sebagainya.

3.      Binatang Udara

Yaitu kelompok binatang yang hidup di darat tetapi aktifitas hidupnya banyak menggunakan sayap untuk terbang seperti burung, kupu-kupu, lebah dan sebagainya.

c. Gambar Tumbuhan

Menggambar tumbuhan tidak harus selalu sama mirip dengan obyeknya, karena seringkali illustrasi menggunakan gambar tumbuhan ini hanya sekedar pengisi kekosongan saja.  Illustrasi jenis ini tidak memerlukan detil yang lengkap, namun tetap saja perlu diperhatikan bentuk dasarnya supaya tidak kelihatan janggal.

Pada dasarnya bentuk tumbuhan dapat dibedakan apakah jenis tumbuhan berbatang atau tidak, bercabang atau tidak dan jenis tumbuhan rumpun atau berdiri sendiri dan sebagainya.  Perlu diperhatikan juga bahwa setiap jenis tumbuhan mempunyai ciri-ciri atau karakter tertentu yang berbeda dengan jenis lain, baik pada bentuk batang, daun, bunga maupun buahnya.

d. Gambar Alam Benda

Benda-benda yang biasa digunakan sebagai obyek dalam menggambar illustrasi terbagi dalam dua bentuk dasar yaitu bentuk kubistis dan silindris.

III. MEDIA ILLUSTRASI

Media diartikan sebagai bahan atau peralatan yang dibutuhkan.  Dalam menggambar illustrasi tidak dibutuhkan peralatan khusus.  Berdasarkan medianya, peralatan menggambar illustrasi dibedakan menjadi dua yaitu media hitam putih dan media warna.

Yang termasuk media hitam putih antara lain pensil, pena, trek pen, spidol, kuas dan tinta bak.  Sedangkan media pewarna antara lain :

a.   Pensil  / spidol warna

b.   Pastel dan crayon

c.    Cat Air (berbasis air)

1.      Water colour bersifat Transparan (tembus pandang)

2.      Poster Colour bersifat Non transparan

(tidak tembus pandang /opaque)

d.   Cat Minyak (berbasis minyak)

IV. CORAK GAMBAR ILLUSTRASI

a. Realis

Realis artinya gambar illustrasi dibuat dengan bentuk obyek yang mirip dengan aslinya atau sesuai dengan kenyataan.  Baik secara anatomi maupun proporsinya

b. Karikatural / kartun

Karikatur dan kartun adalah gambar illustrasi yang bentuk obyeknya dilebih-lebihkan atau mengalami perubahan (deformasi).  Perbedaannya terletak pada tujuan pembuatan, yaitu karikatur bertujuan untuk memberikan kritik atau sindiran secara halus, sedangkan kartun lebih ditekankan pada penampilan obyek yang aneh dan lucu dengan tujuan menghibur.

c. Dekoratif

Obyek yang digunakan dalam gambar illustrasi corak dekoratif sudah mengalami penggayaan (stilasi) yaitu perubahan bentuk dengan cara menambah atau mengurangi garisnya tanpa meninggalkan bentuk obyek aslinya.

d. Ekspresionis

Gambar illustrasi dengan bentuk ini lebih menekankan pada ekspresi pembuatnya.  Ketrampilan si pembuat serta teknik yang digunakan sangat menentukan hasil akhir gambar illustrasi ini.  Biasanya banyak dijumpai pada jenis illustrsasi pada karya sastra.











seni rupa klas 7 semester 1

Pengertian Seni
I. SENI DAN KEINDAHAN
Pengertian seni sampai sekarang masih terus berubah mengikuti perkembangan jaman.  Sejak dulu para tokoh dan seniman membuat definisi tentang seni tetapi kesemuanya tidak dapat membuat batasan yang tepat. Beberapa pengertian seni diantaranya, menurut :
- Pengertian kata seni kita ambil dari Inggris art, yang berakar pada kata Latin ars, yang berarti: ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses belajar.
Dari akar kata ini kemudian berkembang pengertian berkarya seni sebagai berikut:    penggunaan ketrampilan dan imajinasi secara kreatif dalam menghasilkan benda-benda estetis
- Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni mempunyai pengertian  :
(1) halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan elok ; (2) keahlian membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa) ; orang yang berkesanggupan luar biasa.
Masih banyak lagi pendapat dan definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai seni yang dapat di-simpulkan sebagai berikut :
v  Kecakapan membuat (menciptakan) sesuatu yang elok-elok atau indah.
v  Sesuatu karya yang dibuat (diciptakan) dengan kecakapan yang luar biasa seperti sanjak, lukisan, ukiran-ukiran dsb.
v  Seni menghasilkan karya yang estetis dan memiliki makna simbolik
Dengan kata lain seni atau kesenian berarti :
Satu ekspresi, gagasan atau perasaan manusia yang diwujudkan melalui pola kelakukan yang menghasilkan karya yang bersifat estetis dan bermakna.
a. Cabang Seni
Secara umum seni terbagi menjadi empat cabang yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater atau drama.  Perbedaan yang terdapat pada keempat cabang seni ter-sebut adalah media yang digunakan, yaitu :
1.      Seni Rupa menggunakan media melalui unsur-unsur seni rupa seperti titik, garis, bi-dang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang.
2.      Seni Musik menggunakan media melalui suara yang dihasilkan oleh manusia atau alat tertentu.
3.      Seni Tari menggunakan media gerak tubuh manusia.
4.      Seni Teater  atau Drama menggunakan media gerak tubuh, suara dan rupa.
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau  nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Karya seni rupa dua dimensi
Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
2.      Karya seni rupa tiga dimensi.
Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
b. Fungsi Seni
Sejak jaman prasejarah, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari seni. Nenek moyang kalian membuat lukisan primitif pada dinding-dinding goa tempat tinggalnya, membuat perkakas, perhiasan dari tulang binatang buruan atau menari-nari disekeliling api unggun sambil menyanyi dalam upacara ritual dan sebagainya. Hal itu sebagai usaha mengungkapkan ekspresi yang dirasakan dengan kegiatan tersebut.
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan.  Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka
Berdasarkan kegunaannya, karya seni rupa dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Aplied Art (seni pakai atau terapan)
Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi.

2. Pure Art (seni murni atau seni indah)
Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.
Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dibagi menjadi beberapa kelompok :
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan sebagainya.
b. Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam beberapa bidang :
a. Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan sebagainya.
b. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c. Edukasi / Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d. Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.
c. Unsur Seni Rupa
Karya seni rupa 2 dimensi akan menjadi sebuah karya yang baik jika dapat memenuhi 7 (tujuh) unsur seni rupa berikut :
1.      Garis
2.      Bidang
3.      Ruang
4.      Warna
5.      Tekstur
6.      Bentuk
7.      Gelap Terang (cahaya)
GARIS
Garis adalah unsur seni rupa yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik.
Garis selalu dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa. Dalam hal ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang diciptakan (sengaja maupun tidak sengaja).
Contoh:
Garis alamiah :  garis cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan langit.
Garis yang diciptakan :
Pada gambar ilustrasi, garis hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja.
Garis yang timbul karena diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak disengaja.
Fungsi garis:
1.      Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi
2.      Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis.
3.      Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.
Sifat garis:
1.      Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:
2.      Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu, seperti tenang, statis atau stabil.
3.      Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
4.      Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan ragu.
5.      Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.
BIDANG
Unsur bidang dalam senirupa adalah perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan garis-garis dalam kondisi tertentu. Bidang dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya senirupa. Dalam hal ini dibedakan antara bidang alamiah dan bidang yang dicipta (sengaja maupun tidak sengaja).
Contoh:
Bidang alamiah :  bidang lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit, bidang laut dsb.
Bidang yang dicipta :  Bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran dsb. -sengaja dibuat
Bidang yang timbul karena pembubuhan warna, cahaya atau barik. -tidak disengaja
Fungsi bidang:
1.      Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction).
2.      Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang seperti yang tampak pada bangunan dan patung.
3.      Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh batasan panjang, lebar dan tinggi.
Sifat bidang:
1.      Bidang horizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil dan gerak.
2.      Bidang bundar yang memberikan kesan kadang-kadang stabil, kadang-kadang gerak.
3.      Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamais.
4.      Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan gerak.
RUANG
Ruang sebenarnya tidak dapat dilihat (khayalan), jadi hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan atau kehampaan. Misalnya ruang yang ada disekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh bidang dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.Ruang dapat dihayati di alam dan pada karya senirupa, karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang yang diciptakan (disengaja atau tidak disengaja).
Contoh:
Ruang alamiah:
Ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam.
Ruang yang diciptakan :
-          Ruang interior dan eksterior sebuah bangunan yang dapat memberikan suasana yang dikehendaki, seperti sebuah interior mesdjid atau gereja. -disengaja.
-          Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti pada sebuah lukisan. -tidak disengaja.
Fungsi ruang:
1.      Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan plastisitas pada sebuah lukisan alam.
2.      Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan, seperti pada karya arsitektur dan seni patung.
3.      Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas (rongga gelas), ruang pada lemari dsb.
Sifat ruang:
1.      Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di sekeliling benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan keabadian/ kelanggengan.
2.      Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda, seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.
3.      Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran ruang, seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam besar (macrocosmos).
4.      Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena pembubuhan warna, seperti pada lukisan.
WARNA
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna diantaranya;
1) Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru,
2). Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau,
3). Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder,
4). Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain,
5). Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
 TEKSTUR
Tekstur adalah unsur senirupa yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang yang dapat dilihat dan diraba.
Tekstur yang dapat dilihat atau diraba pada permukaan bidang dibedakan antara tekstur alamiah dan tekstur buatan.
Tekstur alamiah ialah watak bidang yang tercipta oleh alam, seperti urat kayu atau batu.
Tekstur buatan atau tiruan ialah watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur simulasi), membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik gambar tertentu.
Fungsi tekstur :  untuk memberikan watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan bidang patung sesuai dengan bentuk patung.
 BENTUK
Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.  Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari obyek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dsb.
Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.
Fungsi bentuk:
Pada karya senirupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti membuat bentuk kursi untuk diduduki. Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).
Bentuk dicipta sebagai ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.
Jenis / sifat bentuk:
1.      Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk mahluk hidup, seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2.      Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang, bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan.
3.      Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan
4.      Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil dsb.
5.      Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung dsb.
6.      Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.
GELAP TERANG
Cahaya yang dapat memberikan pengaruh pada nilai keindahan karya seni meliputi:
Cahaya alamiah, yaitu cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari atau bulan, cahaya petir atau cahaya apai.
Cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu, baterai dan sebagainya.
Pada karya senirupa, cahaya sengaja dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk memperjelas kehadiran unsur-unsur senirupa lainnya. Peralihan dari gelap dan terang adalah upaya untuk mempertegas volume suatu bentuk.
Fungsi gelap terang (value)
1.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi, misalnya untuk menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema peperangan dengan ungkapan gelap terang.
2.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai emosi, misalnya cahaya yang membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat pada interior mesjid atau gereja.

3.      Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan kesan trimatra atau plastis pada benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan benda. Dalam hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda trimatra.



Ragam Seni Rupa Daerah
I. CORAK SENI RUPA NUSANTARA
Bagi kalian yang suka bepergian ke lain kota atau mengunjungi daerah lain, tentu melihat banyak sekali bentuk karya seni yang menjadi ciri khas daerah.  Biasanya benda-benda tersebut dijual sebagai souvenir atau kenang-kenangan bahwa kita pernah mengunjungi tempat itu.  Jika diamati mungkin beberapa karya seni daerah yang kamu lihat mempunyai fungsi yang sama, tetapi coba perhatikan bentuk dan corak ragam yang menghiasinya, tidak ada yang sama setiap daerah.
Pada materi sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa keragaman sosial budaya, alam lingkungan dan masyarakat memunculkan bentuk ungkapan seni yang beranekaragam.  Inilah yang disebut dengan seni rupa daerah, yaitu karya seni rupa yang diciptakan oleh sekelompok masya-rakat di daerah-daerah Nusantara.
Dalam perkembangannya, karya seni rupa daerah ini dapat dikelompokkan ber-dasarkan gaya dan bentuk penyajiannya yaitu :
a. Corak Tradisional
Bentuk karya seni yang bercorak tradisional biasanya selalu menggunakan bentuk-bentuk gambar atau patung dengan motif yang sama.  Karena hanya terdapat pada daerah tertentu dan berbeda dengan daerah lainnya maka hal ini  menjadikan suatu ciri khas ragam hias daerah. Corak ragam hias tradisional daerah ini dapat kalian jumpai sebagai hiasan  (ornamen) benda-benda kerajinan tangan seperti keramik, anyaman, pigura, hiasan rumah, meubel ukir dan lain-lain.

Kehidupan di pedalaman seperti gunung dan hutan memberi pilihan obyek ragam hias yang sering dijumpai seperti buah-buahan, bunga, gunung dan hewan ternak.  Sedangkan bagi masyarakat pesisir pantai akan memilih obyek dan tema ragam hiasnya  dari bentuk-bentuk seperti ikan, ombak, perahu, karang dan sebagainya.
Dengan demikian, meskipun tema dan obyek yang dipilih sama yaitu hewan, tumbuhan dan manusia, masing-masing daerah mempunyai gaya dan bentuk yang berbeda.  Hal ini tergantung pada krea-tifitas masyarakat daerah tersebut.  Misalnya bentuk gambar manusia pada ragam hias Jawa Tengah berbeda dengan bentuk manusia pada ragam hias Irian atau bentuk burung pada ragam hias di Bali berbeda dengan bentuk burung pada ragam hias di Sumatera dan sebagainya.
b. Corak Modern
Perkembangan jaman membawa akibat perubahan pada alam lingkungan dan kehidupan sosial suatu masyarakat.  Termasuk didalamnya perkembangan pada teknik, gagasan maupun gaya penyajian karya seni suatu daerah.  Jenis karya seni maupun pola ragam seni rupa tradisional sedikit demi sedikit berubah, berkembang baik sebagian maupun keseluruhan bentuknya.
Corak modern dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Karya Representatif
Yaitu karya seni rupa yang mengambil obyek alam nyata seperti apa adanya.
b. Karya Dekoratif
Karya seni rupa dengan obyek yang bentuk dan bidangnya sudah mengalami perubahan bentuknya seperti disederhanakan atau digayakan.
c. Karya Abstrak
Disebut juga non representatif karena obyeknya tidak mengambil dari bentuk nyata (khayalan).
Corak tradisional maupun corak modern pada ragam seni rupa nusantara tidak diterapkan pada karya 2 dimensi saja tetapi juga pada karya-karya seni rupa 3 dimensi.  Contohnya pada lukisan, ragam hias batik, keramik, anyaman, kriya dan patung.  Baik pada karya seni rupa murni (pure art) maupun pada karya seni rupa terapan (aplied art).


Menggambar Bentuk
Pada dasarnya menggambar bentuk adalah kegiatan merekam obyek di atas sebidang datar (dua dimensi)  melalui media secara tepat dan mirip sesuai obyeknya dengan memperhatikan bentuk, warna, perspektif, proporsi, komposisi dan bayang-bayang.
Jadi apabila kalian melakukan pengamatan (melihat) benda-benda yang ada disekitar kalian kemudian menggambar atau memindahkan bentuk benda tersebut ke atas bidang datar (kertas) sesuai dengan bentuk, warna, garis maupun sifatnya, maka sudah dapat dikatakan kalian membuat gambar bentuk.
Pada perkembangannya, istilah gambar bentuk hanya ditujukan untuk obyek-obyek dari benda mati yang dikenal dengan still life, sedangkan untuk gambar bentuk dengan obyek manusia dikenal dengan istilah menggambar model.  Menggambar bentuk tidak sama dengan menggambar ekspresi atau menggambar illustrasi karena :
F Menggambar bentuk harus menggunakan obyek yang dilihat secara langsung, tidak boleh hasil imajinasi.
F Menggambar bentuk harus teliti dalam mengamati sehingga gambarnya sesuai seperti apa yang kita lihat ketika menggambar.
F Dalam menggambar bentuk harus membedakan bagian benda yang terkena sinar dan yang tidak (bayangan benda).
I. OBYEK GAMBAR BENTUK
Obyek yang digunakan dalam menggambar bentuk bermacam-macam, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar, yaitu :
a.       Bentuk Geometris, yaitu obyek-obyek yang mempunyai bentuk beraturan.
Bentuk Kubistik
Obyek yang mempunyai bentuk dasar piramida, kubus, balok, prisma dan limas.  Contohnya almari, kulkas, meja, kursi, buku, bangunan rumah, televisi, koper dan sebagainya.
Bentuk Silindris
Obyek yang mempunyai bentuk dasar tabung, kerucut.  Contohnya kipas listrik, botol, kendi, topi, pensil, panci, ember dan sebagainya.
Bentuk Bola
Obyek yang mempunyai bentuk dasar bola.  Contohnya bola lampu, buah kelapa, buah jeruk dan sebagainya.
b.      Bentuk Non Geometris, yaitu obyek-obyek yang bentuknya tidak beraturan (bukan kubistik, silindris dan bola).  Contohnya sebongkah batu, air, api, sayur-sayuran dan sebagainya.
II. MEDIA MENGGGAMBAR BENTUK
Yang dimaksud dengan media disini adalah bahan dan alat-alat menggambar yang diperlukan dalam menggambar bentuk.
a.       Bahan yang digunakan :
1)      Bidang gambar dapat menggunakan kertas gambar, karton, papan tulis atau benda-benda lainnya yang mempunyai bidang datar.
2)      Pewarna yang biasa digunakan antara lain pastell, crayon, cat air, cat minyak,  pensil konte dan sebagainya
b.      Alat yang digunakan :
Pada dasarnya semua jenis alat gambar dapat kalian gunakan untuk menggambar bentuk diantaranya, pensil, kuas, pena gambar, palet dan tempat air.
III. PRINSIP GAMBAR BENTUK
Untuk dapat membuat gambar bentuk yang baik, kalian harus memperhatikan beberapa prinsip seni rupa (desain).  Karena hal ini bertujuan agar gambar yang kalian buat sesuai dan mirip dengan bentuk aslinya.  Prinsip seni rupa yang dimaksud adalah perspektif, komposisi, proporsi dan bayang-bayang.
a. Perspektif
Dengan menerapkan prinsip perspektif maka gambar yang dibuat akan memunculkan kesan keruangan (kedalaman) dan obyek yang digambar sesuai dengan apa yang terlihat.  Hal ini seperti pengertian perspektif yaitu menggambar sesuai pandangan mata (prospectiva dalam bahasa Italia berarti pandangan).
Dengan demikian gambar yang dibuat harus sesuai dengan yang kalian lihat, benda yang dekat digambar lebih besar dibandingkan benda yang letaknya jauh atau benda yang jauh warnanya lebih pudar dibandingkan dengan benda yang dekat letaknya.  Hal ini sudah dirumuskan dalam
HUKUM PERSPEKTIF :
1.      Letak Garis horison pada bidang gambar menunjukkan letak benda terhadap tinggi mata orang yang menggambar.
2.      Titik-titik  Hilang selalu terletak pada garis Horison
3.      Semua garis yang sejajar dengan tanah digambar sejajar dengan garis horison
4.      Semua garis sejajar yang mengarah ke garis horison akan bertemu di satu titik pada garis horison.
5.      Semua garis yang tegak lurus dengan tanah tetap digambar tegak lurus dengan garis horison.
6.      Warna benda makin jauh makin pucat (pudar)
7.      Bidang bulat akan terlihat atau digambar menjadi bentuk elips.
Istilah-istilah dalam gambar perspektif antara lain :
v  Garis Horison (GH) , yaitu garis maya batas antara bidang langit dan tanah. Disebut juga cakrawala yang menjadi ukuran tinggi mata penggambar pada bidang gambar.
v  Titik Hilang (TH), yaitu titik pertemuan semua garis atau bidang yang mengarah dan menghilang pada garis horison.  Semua titik atau benda yang semakin jauh dari pandangan akan menghilang pada titik hilang ini.